BPS Sebut Kemiskinan Kota Serang Turun 7,5 Ribu
Serang | Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten Adhi Wiriana mengatakan, Kota Serang memiliki garis kemiskinan tertinggi dibandingkan tiga kota lainnya di Banten. Meski demikian, secara keseluruhan mulai dari periode Maret hingga September 2019, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan turun sebanyak 7,5 ribu atau dari 378,73 ribu menjadi 371,28 ribu.
Dia juga menjelaskan, peringkat terendah garis kemiskinan Kota Tangerang Selatan dengan nilai sekitar satu persenan. “Jumlah penduduk miskin secara keseluruhan telah turun. Namun, Kota Serang menduduki peringkat kemiskinan yang tertinggi,” tegasnya
Ia menilai, peranan komoditi makanan terhadap garis kemiskinan lebih besar dibandingkan peranan komoditi non makanan, seperti perumahan, sandang, pendidikaan hingga kesehatan. “Pada September 2019, sumbangan komoditi makanan terhadap garis kemiskinan tercatat sebesar 71,61 persen, sedikit lebih rendah dibandingkan dengan kondisi Maret sebesar 71,66 persen,” paparnya.
Menanggapi hal tersebut, Dosen Ekonomi STIE Al Khariyah Zaenudin mengatakan, merupakan hal yang wajar karena Kota Serang tidak memiliki pendapatan yang wajar. “Sumber dana masyarakatnya terbatas. Tidak seperti Cilegon, Kota Tangerang dan Tangerang Selatan yang memiliki pendapatan yang besar,” tuturnya yang juga dosen UIN Banten, Selasa (22/01/2020).
Selain itu, tempat wisata yang yang dimiliki masyarakat Kota Serang terbilang rendah. “ Ekonomi kreatif harus segera dikembangkan oleh Pemkot Serang,” tuturnya.
Dia menilai, Pemkot Serang harus menggali ekonomi kreatif dengan menghidupkan Banten Lama sebagai pusat sejarah yang bernilai wisata dan keunggulan produk domestik lainnya segera dihidupkan. “Mengembangkan budaya debus, rudat, patingtung sebagai daya tarik wisata,” paparnya.
Selain itu, Pemkot Serang juga harus aktif melakukan kerjasama dengan pihak Swasta untuk membuat event menarik daerah lain berkunjung di Kota Serang. ”Boleh juga sesekali ada night jazz at Surosowan, atau acara sejenis itu,” kata Zaenudin sebagai praktisi Ekonomi