Demokrasi Mahasiswa Dinilai Memprihatinkan
Serang | Dinamika demokrasi mahasisa saat ini dinilai memprihatinkan. Hal tersebut disampaikan Wakil Rektor (Warek) III UIN “SMH” Banten bagian kemahasiswaan Wawan Wahyudin di acara Dialog Terbuka mengenai potret demokrasi mahasiswa di Aula Sadzeli hasan Lantai dua, UIN “SMH” Banten. Jumat (15/11/2019).
Wawan menegaskan perlu adanya perbaikan pola demokrasi di kalangan mahasiswa, terlebih hal ini sebagai pembelajaran politik etis. “perlu didorong kembali pergerakan mahasiswa agar demokrasinya kembali berjalan dengan baik dan tentunya dijalankan secara benar menurut aturan,” ujarnya
Mantan aktivis mahasiswa Asep Nadjmut Tsyakieb menilai, permasalahan mahasiswa saat ini dikarenakan minimnya budaya literasi. Sehingga mahasiswa tidak punya banyak refernsi dalam menyelesaikan masalah. “Mahasiswa sekarang kurang baca, kurang diskusi, kurang kajian akhirnya begini disaat situasi mentok soal PUM semuanya pada kabur,” tegasnya.
Asep juga menyarankan agar mahasiswa lebih banyak mengadakan diskusi lintas organisasi, karena menurutnya diskusi bisa memunculkan solusi. “Karena itu Mahasiswa supaya banyak duduk bareng, diskusi bareng. Karena solusi itu muncul oleh mahasiswa itu sendiri,” tambahnya.
Senada dengan Asep, Ketua DPD GMNI Banten Solahudin Tamam menambahkan, kecacatan yang terjadi dalam kehidupan demokrasi kampus merupakan kejanggalan di miniatur state yang ada dalam kehidupan kampus. Terlebih ia menyoroti permasalahan PUM di UIN yang belum juga menemui titik terang.
“Saya menilai ini cacatnya PUM kemarin adalah sebuah kejanggalan dalam miniatur state yang ada di kampus. Hal ini jangan terlalu lama dibiarkan karena akan banyak merugikan Mahasiswa,” ujarnya. (nji)