Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Serang BUMDes Berkembang, Ekonomi Masyarakat Desa Meningkat
Serang- Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Serang di bawah kepemimpinan Rudi Suhartanto terus melakukan pembinaan dan memberikan fasilitasi kepada desa dengan berbagai program kerja yang telah ditetapkannya. Baik itu fasilitasi pembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) maupun pembinaan pengembangan usaha unit pengelola kegiatan (UPK).
Pada Bidang Pemberdayaan Desa, berbagai program telah direalisasikan dengan baik. Sampai dengan saat ini sudah ada 80 desa di Kabupaten Serang yang sudah memiliki BUMDes, padahal pembentukan BUMDes baru dimulai pada 2016 lalu atau dari target satu tahun 10 BUMDes. Jumlah itu sudah melebihi target yang ditetapkan.
Tidak hanya memfasilitasi pembentukan BUMDes saja, DPMD juga melakukan pendampingan sampai BUMDesa bisa berkembang dan mandiri. Beberapa BUMDes sudah mulai berkembang seperti BUMDes Sukatani, Kecamatan Cikande; BUMDes Sukaratu, Kecamatan Cikeusal; BUMDes Pejaten, BUMDes Tengkurak, Kecamatan Tirtayasa, BUMDes Kadubeurem, dan BUMDes Padarincang, Kecamatan Padarincang.
Kemudian untuk mendorong ekonomi masyarakat, DPMD melalui kelompok-kelompok simpan pinjam perempuan (SPP) di UPK-UPK terus membantu pengembangan usaha mereka. Berbagai usaha mulai digarap oleh UPK selain usaha pinjam pinjam seperti usaha yang bergerak di bidang warung UPK, pelayanan jasa, dan pelayanan payment point online bank (PPOB).
Beberapa UPK sudah mampu melakukan kegiatan sosial dari keuntungan usahanya seperti UPK Kecamatan Ciruas yang sudah mampu memberikan santunan kepada anak yatim piatu, pemberian reward kepada para kader, dan membantu perbaikan rumah tidak layak huni (rutilahu). Untuk aset produktifnya sampai dengan 2019 mencapai sekitar Rp119 miliar.
Selain itu, DPMD juga sedang mengupayakan pembentukan produk kawasan perdesaan yang bekerjasama dengan BUMDes. Adapun tujuan dari kawasan perdesaan tersebut untuk menggali potensi yang ada di desa-desa. Saat ini DPMD bersama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) sedang melakukan pembahasan untuk pembuatan surat keputusan (SK)nya.
Sedangkan terkait dengan program inovasi desa, DPMD juga telah melakukan konsultasi dengan pemerintah pusat untuk mendapatkan program yang bisa didanai oleh anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN). Tujuan dari inovasi desa itu sendiri untuk meningkatkan kualitas penggunaan dana desa (DD).
Harapannya melalui inovasi desa itu selain mendukung pembangunan infrastruktur juga untuk mendorong program peningkatan pendidikan dan kesehatan karena sampai saat ini masih didominasik oleh pembangunan infrastruktur.
Melalui program inovasi itu juga diharapkan desa bisa mengentaskan atau mengurangi angka stunting bagi desa-desa yang angka stuntingnya masih tinggi. Program inovasi desa juga ada yang bergerak di bidang ekonomi yang dinamai program inkubasi inovasi desa pengembangan ekonomi lokal desa.
Pada tahun ini terdapat tiga desa yang mendapat program tersebut yaitu, Desa Tenjoayu, Kecamatan Tanara yang bergerak di bidang olahan udang vaname seperti dijadikan kerupuk, terasi, nuget dan olahan lainnya. Melalui program itu diharapkan olahan udang vaname bisa memiliki nilai lebih dibanding langsung dijual langsung ke perusahaan. Program diberikan mulai dari budidaya sampai olahan jadi, ada rumah produksinya lengkap dengan mesin-mesinnya. Sedangkan pelakunya BUMDes dan PKK, ketika nanti komoditas sudah jadi, ada yang menjualnya.
Kemudian desa yang mendapatkan program tersebut yakni, Desa Sujung, Kecamatan Tirtayasa yang bergerak di bidang olahan telor asin. Melalui program inkubasi tersebut telor asin bisa diolah menjadi tepung untuk fried chicken dan bumbu masak.
Sedangkan di Desa Gunungsari, Kecamatan Gunungsari program inovasi bergerak dibidang olahan jagung. Jagung diolah menjadi stik dan keripik dan tidak hanya dijual mentahnya ke perusahaan.
Sedangkan dalam bidang penciptaan teknologi tepat guna (TTG), DPMD juga terus melakukan pembinaan. Berbagai TTG di Kabupaten Serang telah mendapat penghargaan baik tingkat provinsi maupun tingkat nasional. Pada tahun ini mesin TTG alat pembuatan paving blok yang diolah dari limbah plastik yang diciptakan masyarakat Desa kareo, Kecamatan Jawilan memenangi juara ketiga gelar TTG Provinsi Banten yang digelar di Kecamatan Kramawatu, Kabupaten Serang belum lama ini.
Kemudian mesin TTG dalam untuk mengontrol keberadaan tuna netra yang dicipakan siswa SMK Bismillah, Kecamatan Parincang masuk keenam besar tingkat nasional. “Mesin TTG kita juga banyak yang sudah dimanfaatkan oleh masyarakat seperti alat pembuatan mie sehat di Kecamatan Pamarayan dan alat mesin pembuatan kripik multifungsi di Kecamatan Baros,” kata Rudi. (Advertorial)