Kovergensi Media jadi Kunci Bertahannya Koran di Era Disrupsi
Serang | Di era Disrupsi Digitalisasi Spectrum Data Indonesia bekerja sama dengan yayasan Ruang Inovasi Muda (RIM), dan Digdaya Mediatama, yang kembali menggelar diskusi yang bertajuk Gagasan dan Inpirasi (GARASI). Kali ini dengan Tema Media Cetak Vs Media Online di Era Dsirupsi, yang diselenggarakan di kantor Spectrum, di Taman Graha Asri, Kota Serang-Banten. Sabtu (7/12/19).
Dewan Redaksi Radar Banten, Widodo mengungkapkan, perkembangan media Online di Era Dsirupsi ini biasa saja. Hadirnya media online tidak menjadi ancaman bagi Koran. “ Ada 4 poin yang harus dilakukan agar media cetak bisa terus eksis dan tidak kalah dari media online. Yang pertama melakukan Inofasi dan membuat berita yang disukai oleh pembaca (eksperimen berita), kreatifitas Memuat rubrik popular (tidak monoton), merubah wajah Koran (mengubah ukuran yang besar menjadi kecil), melakukan adaptasi berkolaborasi dengan media online, medsos dan tv, menggelar event (agar dikenal oleh masyarakat),” katanya.
Widodo juga mengatakan, harus ada konvegrensi karena kalau berdiri sendiri media tersebut akan mengalami kesulitan sendiri. “Karena kaitan antara Online dan Cetak dari tahun 1999 sampai sekarang malah tidak berkembang. Dan Koran tidak akan mati karena melakukan adaptasi tadi, jadi sampai disini bahwa media cetak akan kalah oleh media online itu terbantahkan, ternyata media cetak tidak mati seperti apa yang diramalkan oleh Robert Muldok, keran kita melakukan inofasi dan kreativitas, merubah wajah Koran dan melakukan adaptasi,” pungkasnya.
Sementara Ketua Pelaksana kegiatan ini. Handrik Tri Haryana mengungkapkan, Kegiatan tersebut bertujuan untuk mengedukasi milenial dalam menyikapi bentuk pemberitaan dan juga menambah wawasan tentang perkembangan Media Cetak dan Media Online di Era Disrupsi ini. “Semoga dengan adanya kegiatan ini bisa memperluas wawasan kita tentang perkembangan Media Cetak maupun Media Online, karena kebanyak kaum milenial sekarang ini, membaca berita itu hanya dari sisi Online nya saja. Jadi tujuannya adalah agar kita lebih paham bahwa membacaberita itu jangan hanya dari sisi Online atau Cetaknya saja. Tetapi harus dari keduanya, agar isu-isu yang kita dapatkan jadi lebih berimbang,” ungkapnya. (ilham)