Wagub Pastikan 26 Lubang Peti di TNGHS Ditutup
Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy memimpin Rapat Kerja Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabanjir Bandang Kabupaten Lebak. Dalam rapat tersebut, pihaknya memastikan bahwa pemerintah telah menutup semua lubang peti di Taman Nasional Gunung Hlimun Salak (TNGHS) di Ruang Rapat Kantor Wakil Gubernur Banten, KP3B Curug, Kota Serang. Senin ( 3/02/2020)
“Pemerintah dan aparat keamanan telah menutup 26 lubang bekas aktivitas penambangan emas tanpa izin (PETI) di TNGHS di wilayah Kabupaten Lebak,” ungkap Andika.
Andika juga memastikan pihak berwajib telah mengamankan sejumlah pelaku tambang ilegal tersebut. “Dan sudah ada 4 orang gurandil yang diproses kepolisian karen aktivitas ilegalnya itu,” tambahnya.
Meski begitu, lanjut Andika, relatif sulit untuk menutup penambangan emas tanpa ijin. Karena motif ekonomi, dimana setiap gurandil emas liar rata-rata bisa mendapat sebanyak 2-5 gram emas per hari, dengan kisaran harga emas Rp 300-400 ribu per gram.
Ditambahkan, diperlukan pemutusan mata rantai kegiatan penambangan liar yaitu penyetopan penyediaan merkuri yang digunakan untuk memurnikan emas hasil penambangan liar.
Sementara itu terkait upaya pemulihan wilayah hutan di TNGHS yang rusak karena aktivitas PETI maupun pembalakan liar, Dinas LHK Provinsi Banten akan segera berkoordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
“DLHK akan memfasilitasi Hutan Rakyat seluas kurang lebih 25 Ha dan Kebun Bibit Desa untuk reboisasi,” ungkap Andika.
DLHK Provinsi Banten, lanjut Andika, juga akan berkoordinasi dengan Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak untuk mengusulkan program penanaman bambu di tebing sungai wilayah terdampak banjir.
Dalam rapat tersebut juga terungkap, akibat bencana banjir bandang tersebut telah terjadi kerusakan 547 Ha tanaman padi yang terdiri dari 437 Ha yang sudah tertanami dengan kisaran umur tanaman 7 – 25 HST (Hari Setelah Tanam) dengan total kerugian sebesar Rp 2,2 miliar.
Atas kerusakan tanaman pangan tersebut, Pemprov Banten melalui Dinas Ketahanan Pangan melakukan program bantuan sebesar Rp 100 juta untuk setiap wilayah guna mengurangi dampak banjir bandang terhadap kerawanan pangan di di wilayah Kecamatan Sajira, Cipanas dan Lebak Gedong.
Selain itu, juga terdapat bantuan untuk daerah pendukung rawan bencana yaitu di enam kecamatan di Kabupaten Lebak dengan bantuan masing-masing wilayah mencapai Rp 100 juta. (nji)