Gelora Superior
Digdayamedia.id- Menyaksikan langsung laga Indonesia versus China di stadion Gelora Bung Karno memberikan pengalaman tersendiri bagi saya. Terutama menyaksikan skuad Timnas U-16 di bawah asuhan pelatih Bima Sakti. Melihat mereka bertanding dengan spartan sampai peluit terakhir dibunyikan, seperti melihat pasukan semut yang tidak punya persenjataan lengkap dengan pasukan gajah yang gagah perkasa dengan peluru kendali. Negara itu siapalagi kalo bukan China.
China bukanlah Negara biasa. Mereka ungggul secara postur dan teknik. Apalagi saat ini bukan hanya sepak bola mereka yang maju, ekonominya juga sedang bersinar dikancah dunia. China dalam berbagai sisi adalah Negara superior. Seperti tak terkalahkan. Tadinya, menyaksikan pertandingan Indonesia dengan China tidak memberikan saya harapan yang banyak untuk menang. Apalagi Indonesia mampu menjebol gawangnya, seperti mustahil. Saya kira, gawang Indonesia tidak kebobolan saja kita sudah bersyukur.
Namun, ketika pluit pertandingan di mulai. Timnas Indonesia bukan hanya bisa bertahan, mereka juga mampu mengembangkan permainan. Bahkan Alexander kamuru dkk mampu menciptakan beberapa peluang untuk menjebloskan bola ke gawang lawan. Meski gol tidak sampai tercipta. Perlawanan Indonesia justru menyulitkan lini pertahanan China. Inilah visi bermain yang kita harapkan untuk timnas Indonesia di semua level. Karena semangat seperti itu, sulit kita dapatkan dari penampilan Timnas senior.
Dijenjang usia muda, sebelumnya kita kenal mereka yang seangkatan dengan Evan Dimas. Lalu si kembar bagas dan bagus. Penampilan mereka mampu menciptakan kesan decak kagum. Namun, saat mereka beranjak dewasa, daun muda itu seperti layu dengan sendirinya. Tak ada kedigdayaan yang muncul ketika mereka dewasa. Setiap harapan muncul lalu kandas tak lama. Mimpi masuk piala duniapun semakin jauh panggang dari api. Apalagi ketika menyaksikan Timnas senior dibantai dikandang sendiri oleh rival abadi Malaysia. Kita makin yakin bahwa sepak bola Indonesia jalan di tempat.
Terlepas dari mimpi piala dunia dan penampilan timnas senior yang buruk. Setelah menyaksinak Marcelino Ferdinan mampu berduel dengan pemain-pemain China, bahkan dengan lincah melewatinya. Kini saya kembali yakin, di Stadion Gelora Bung Karno ini minimal jiwa pemain timnas kita tidak inferior. Jiwa Bung Karno harus muncul dari setiap sanubari mereka. Bahwa Indonesia mampu berbicara dikancah dunia dengan segala keterbatasan yang ada. Ingat, bola itu bundar. Ketika pemain ada di lapangan tidak ada lagi status Negara besar dan kecil, apalagi Negara maju dan terbelakang. Yang tersisa untuk diyakini hanya: gelora superior.
Penulis, Direktur Pelaksana Spectrum Data Indonesia