Jokowi Cetak Rekor Tak Pernah Kalah Pemilu
Jakarta – Hasil putusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal sengketa Pilpres 2019 yang menolak gugatan hasil penghitubgan KPU dari pasangan capres Prabowo Subianti-Sandiaga Uno serta mengukuhkan kemenangan pasangan capre Joko Widodo-Ma’ruf Amin. Kemenangan ini juga menandai rekor politik Jokowi yang tak pernah kalah dalam setiap pemilu.
Dilansir dari detikcom, Jumat (28/6/2019), Jokowi merupakan seorang politikus PDIP dengan latar belakang pengusaha mebel. Usaha mebel itu ditekuni Jokowi setelah mendapat bekal ilmu selama kuliah di Jurusan Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada (UGM).
Kegigihan Jokowi dalam menjalankan bisnis mebel membuat usahanya semakin besar. Jokowi kemudian menikah dengan Iriana di Solo pada 24 Desember 1986. Dari pernikahannya itu, Jokowi dikaruniai tiga orang anak yaitu Gibran Rakabuming Raka, Kahiyang Ayu, dan Kaesang Pangarep.
Jokowi memulai karir politiknya sebagai Wali Kota Solo pada 2005. Jokowi maju bersama Fx Hadi Rudyatmo dengan diusung oleh PDIP dan PKB.
Gaya kepemimpinannya mulai menjadi perhatian publik. Jokowi saat itu disebut-sebut sebagai pribadi yang sederhana.
Karir politiknya makin moncer kala Jokowi kembali terpilih sebagai wali kota di pemilihan kepala daerah tahun 2010. Di era kepemimpinannya, Jokowi kerap mengadakan kegiatan acara nasional dan internasional di Solo.
Jokowi juga dinobatkan sebagai wali kota terbaik ketiga di dunia versi Yayasan Wali Kota Sedunia (The City Mayors Foundation) pada 2013. Jokowi dianggap telah membentuk citra kota Solo sebagai kota seni budaya hingga bisa menarik wisatawan datang.
Dinilai sukses sebagai Wali Kota Solo, Jokowi dilirik sejumlah elite politik nasional untuk maju di Pilgub DKI 2012. Jokowi yang saat itu berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama (BTP) berhasil mengalahkan petahana Fauzi Bowo. Jokowi-Ahok terpilih sebagai gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta periode 2012-2017.
Belum genap menjabat sebagai gubernur, Jokowi didorong untuk berlaga di Pilpres 2014. Jokowi yang berpasangan dengan Jusuf Kalla (JK) berhasil memenangkan kontestasi politik tersebut.
Jokowi berterimakasih atas mandat yang diberikan rakyat. Dia juga menyampaikan penghormatan setinggi-tingginya kepada sang rival, Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa.
“Kemenangan ini adalah kemenangan seluruh rakyat Indonesia. Saya berharap, kemenangan rakyat ini akan melapangkan jalan untuk mencapai dan mewujudkan Indonesia yang berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi dan berkepribadian secara kebudayaan,” kata Jokowi saat menyampaikan pidato kemenangan di atas kapal phinisi.
Lima tahun berselang, Jokowi kembali berhadapan dengan Prabowo Subianto. Bedanya, Jokowi kali ini berpasangan dengan Ma’ruf Amin. Sedangkan Prabowo menggandeng eks Wagub DKI Jakarta Sandiaga Uno.
Proses rekapitulasi suara Pilpres 2019 yang dilakukan KPU memenangkan pasangan Jokowi-Ma’ruf dengan perolehan 85.607.362 suara, sementara Prabowo-Sandiaga 68.650.239 suara.
Prabowo-Sandiaga kemudian mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK) atas penetapan hasil rekapitulasi suara tersebut. Namun MK menolak seluruh permohonana gugatan Prabowo-Sandiaga.
“Mengadili, menyatakan, dalam eksepsi menolak eksepsi termohon dan pihak terkait untuk seluruhnya. Dalam pokok permohonan: menolak permohonan Pemohon untuk seluruhnya,” ujar Ketua MK Anwar Usman membacakan amar putusan dalam sidang gugatan hasil pilpres di gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (27/6/2019).
Jokowi mengajak seluruh bangsa Indonesia kembali bersatu setelah Pilrpes 2019. Dia ingin Indonesia menjadi bangsa yang maju.
“Saya mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk bersatu kembali, bersama-sama membangun Indonesia, bersama-sama memajukan Indonesia, tanah air Indonesia,” kata Jokowi di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (27/6/2019).
Jokowi mengatakan, kini tak ada lagi 01 dan 02. Yang ada adalah persatuan Indonesia.
“Tidak ada lagi 01 dan 02. Yang ada persatuan Indonesia. Walau pilihan politik berbeda, kita harus saling menghargai. Walaupun pilihan politik kita berbeda, kita harus saling menghormati. Walaupun pilihan politik kita berbeda pada saat pilpres, kita harus sampaikan presiden-wakil presiden terpilih adalah presiden bagi seluruh bangsa, bagi seluruh rakyat Indonesia,” tutur Jokowi.
Atas putusan MK itu, KPU akan menetapkan Jokowi-Ma’ruf sebagai capres dan cawapres terpilih pada Minggu 30 Juni 2019. Selanjutnya Jokowi-Ma’ruf akan dilantik pada Oktober mendatang.
“Tindak lanjut sesudah putusan, pertama, kami akan lakukan rapat pleno terbuka penetapan pasangan terpilih pada Minggu, 30 Juni 2019, di kantor KPU pukul 15.30 WIB, rangkaian acara pukul 15.30 WIB. Kalau tak ada halangan, pukul 17.00 WIB akan selesai,” ucap Ketua KPU Arief Budiman kepada wartawan di kantornya, Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Kamis (27/6/2019)