SMGI Kritisi IPM Pemprov Banten
Serang |Mahasiswa yang tergabung dalam Serikat Mahasiswa Gerakan Indonesia (SMGI) Banten menyoroti Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Banten yang dinilai belum optimal. Tiga hal yang menjadi indikator IPM yakni Pendidikan, Kesehatan, dan Kesejahteraan dirasa belum merata di Banten.
Arif Riswansyah, Aktifis SMGI mengungkapkan permasalahan pendidikan di Banten masih jauh dari harapan Masyarakat Banten, mengingat masih ada sekolah yang bangunannya runtuh,serta masih ditemui anak putus sekolah.
“ini menjadi PR Pak Gubernur (Wahidin Halim-red) atas kelangsungan pendidikan di Banten, masih banyak masalah pendidikan yang tidak sesuai dengan harapan kita,” katanya pada saat diskusi di Serang Gawe FM, Ciceri, Serang. Senin (27/1/2020).
Arif Juga menjelaskan, masih banyak pengangguran di Banten. Hal ini dinilai tidak sebanding dengan banyaknya industri yang ada di Provinsi Banten. “kita bandingkan berapa banyak pabrik yang ada di Banten, tapi penganggurannya juga tidak kalah banyak,” ujarnya.
Selanjutnya, Arif juga menyayangkan kebijakan Pemprov soal kesehatan dinilai tidak berpihak kepada masyarakat. “lucunya pelayanan kesehatan di kita, orang mau mati bukannya segera diobati malah disibukkan dengan mengurusi urusan administrasi kaya BPJS dan sebagainya,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Banten Ade Aryanto menjelaskan, upaya Pemrov saat ini telah optimal dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. “IPM kita meningkat, dari 67 saat ini sudah ada di angka 72. Meski belum optimal, tapi dari indeks ini membuktikan bahwa Pemprov bekerja,” jelasnya. (nji)