Warga Keluhkan Puskesmas Pembantu Banten Girang
Serang,- Warga Banten Girang mengeluhkan Puskesmas Pembantu (Pustu) yang tidak beroperasi. Hal itu terjadi karena kurangnya personel. Padahal, keberadaan Pustu memberikan harapan masyarakat untuk mendekatkan pelayanan kesehatan.
Menanggapi hal tersebut, Anggota DPRD Kota Serang, Mad Buang menuturkan bahwa pihaknya banyak menerima laporan dari masyarakat bahwa terdapat Pustu yang berhenti beroperasi membuat masyarakat kesulitan untuk mengakes pelayanan kesehatan. Sehingga, pihaknya langsung melakukan Ispeksi Mendadak (Sidak).
“Ada dua Pustu yang diadukan. Pertama saya datang ke Pustu yang ada di Jeranak. Kondisinya sama dengan Pustu yang ada di Banjarsari ini, tidak terurus dan kondisinya memprihatinkan,” ujarnya, Senin (20/1/20).
Ia mengaku, menyayangkan adanya Pustu yang dibiarkan terbengkalai. Padahal, keberadaan Pustu bertujuan untuk mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
“Setelah tadi kami berbincang dengan bu Kepala Puskesmas, mereka ini ternyata kekurangan SDM. Namun tadi saya minta tetap dua Pustu ini harus dimanfaatkan untuk masyarakat,” tuturnya.
Dia menegaskan, apabila pada awal Februari kedua Pustu tersebut masih belum beroperasi, maka pihaknya akan memberikan sanksi dan memanggil kepala Dinkes Kota Serang.
“Kami minta kepada Dinkes Kota Serang agar dalam melakukan pembangunan jangan sampai tidak melalui perencanaan yang matang. Seharusnya apabila direncanakan dengan matang, Dinkes tahu mana saja yang seharusnya dibangun. Apakah pelayanannya dulu, atau apanya,” tegas Sekretaris Fraksi Golkar ini.
Sementara itu, kepala Puskesmas Banjar Agung, Rosidah menuturkan, bahwa pihaknya saat ini memang kekurangan SDM untuk mengisi dua Pustu yang ada. Karena, SDM sudah tersebar di Posyandu dan fasilitas kesehatan lainnya.
“Ada 19 personel di Puskesmas Banjar Agung. Sedangkan untuk posyandu saja ada 40 lebih. Belum Posyandu, belum Pustu. Masih kurang banyak kami kebutuhan personelnya,” tutur dia.
Selain itu, Ia mengatakan bahwa peralatan kesehatan di Pustu Banten Girang semua dibuang oleh petukang yang melakukan renovasi gedung tersebut. Karena, para petukang mengira peralatan kesehatan itu sudah tidak digunakan.
“Padahal itu masih kami gunakan jadi sekarang tidak ada lagi alat-alat kesehatan,” terangnya. (Arr)