Napas Panjang Organisasi
Digdayamedia.id|Siapapun yang sedang membangun organisasi pasti tahu tentang pentingnya kesabaran dalam rangka memetik keuntungan. Ya, keuntungan pribadi atau keuntungan perusahaan dalam jangka pendek seperti buah qulbi dalam kisah adam hawa di surga. Sungguh menarik tapi mematikan.
Organisasi yang muncul tapi tidak memberi solusi pada permasalahan publik biasanya bernafas pendek, lalu mati tak lama setelah berdiri. Apalagi mereka yang berorientasi pada keuntungan jangka pendek tadi. Mungkin umurny tak akan seumur jagung.
Anda tahu Muhammadiyah, ya, ormas yang didirikan oleh Kiyai Haji Ahmad Dahlan. Dari sebelum Indonesia berdiri sampai saat ini tetap bertahan. Karena organisasi itu didirikan dengan idealisme. Menumbuhkan kebermanfaatan untuk masyarakat yang lebih besar.
Semboyannya yang terkenal, “hidup hidupilah Muhammadiyah, jangan mencari hidup di Muhammadiyah.” Semboyan yang dipegang teguh oleh kadernya sampai sekarang. Tak ayal lembaga ini berkembang dengan amal usaha yang tak terhitung jumlahnya. Menyebar ke seantero Indonesia.
Itulah dasar hidup yang mampu memberikan nafas yang begitu panjang dari organisasi. “Kamu kaya, berikan hidup mu untuk organisasi. Kamu miskin, jangan cari penghidupan di organisasi. Caranya, jadikan kamu kaya, berikan yang terbaik untuk organisasi.”
Memang tak mudah mengirimkan pesan ini ke generasi milenial dan zetizen yang ingin serba instan. Kaya serba instan, dengan cara tak terpuji. Seringkali tidak memperdulikan lagi soal halal-haram-subhat. Inilah tantangan itu, yang menjadi ujian bagi mereka yang ingin membangun organisasinya dengan umur berabad-abad.
Tulisan ini sengaja tak memiliki kesimpulan. Karena memang seperti itulah sejatinya membangun jiwa-jiwa yang ada di organisasi. Perjuangan panjang itu hanya bisa disimpulkan oleh masing-masing pribadi saat dirinya mendekati ujung hidup yang bernama mati. Ialah yang nanti akan bertanya, bermanfaatkah hidupnya selama ini ?
Penulis, Dede Qodrat Alwajir, Direktur Spectrum Data Indonesia