Perokok Aktif Harus Sadar Kondisi
Digdayamedia.id- Kala itu saya hendak pulang ke kampung halaman, kejadiannya hari minggu kemarin didalam mobil angkutan umum (angkot) yang saya tumpangi, saya bertemu nenek paruh baya duduk dekat disamping saya dan seorang anak muda duduk bersebrangan dengan nenek itu, ia duduk tepat di pinggir pintu utama angkot. Anak muda itu tertunduk sambil memainkan handphonenya dan ditangan kanannya memegang sebatang rokok yang sedang ia nikmati, tak sadar akan perilakunya, tepat didepannya ada seroang nenek tua yang sedang ia racuni dengan polutan asap rokok yang ia keluarkan dalam mulutnya.
Seketika itu dengan penuh kekesalan si nenek menatap anak muda itu, spontan ia berkata “a jangan merko nenek nggak kuat menghirup asap rokok, nenek punya penyakit asma” perkataan yang serta Merta itu lantang keluar dari mulutnya.
Sadar akan perilakunya yang salah anak muda itu meminta maaf, “maaf ya nek” sambil mematikkan rokoknya dan membuangnya keluar.
Seorang perokok aktif harus mempunyai toleransi yang tinggi dan harus sadar akan kondisi, hargai diri sendiri agar bisa menempatkan diri.
Sebelum kejadian itu terjadi mungkin saya juga pernah melakukan hal yang serupa dengan anak muda itu, merokok didalam mobil angkutan umum, seolah masa bodo dan tidak perduli dengan semu orang yang berada didalamnya. Tanpa sadar saya telah meracuni merek dengan polutan asap rokok saya, padahal kan mereka tidak punya dosa pada saya, ketidak sadaran kondisilah yang mungkin akhirnya menimbulkan dosa yang tidak terasa pada kita.
Saya juga seorang perokok aktif, seketika saya teringat, selama ini saya begitu sangat menyesal sudah melakukan hal yang serupa, mungkin dulu, orang yang pernah satu ruangan dengan saya dimobil angkot sama perasaannya seperti nenek itu, cuman mereka sadar akan toleransi, rasanya saya seorang perokok aktif malu dengan kebodohan itu, mungkin begitu banya orang yang sudah saya rugikan dengan perilaku yang serupa itu.
Kesadaran akan kondisi itu sangat lah penting, ada beberapa orang yang masa bodo terhadap kondisi lingkungnya, secara tidak sadar mungkin dengan sikapnya itu banyak orang yang dirugikan ataupun dikecewakan dengan perilaku kita.
Kini saya mengerti seorang peroko aktif harus punya rasa toleransi yang ekstra, rasa kepekan yang kuat akan kondisi, kita manusi mereka manusia, semoga perilaku kita sehari-hari tida banyak merugikan orang lain, jangan sampai perilaku kita dalam beraktivitas sehari-hari menimbulkan kerugian untuk orang lain, sementara sedikitpun orang tidak mempunyai dosa pada kita.
Seorang perokok aktif harus lebih ekstra dalam memperhatikan kondisi lingkungan tempat dimana kita menginjakan kaki, pasalnya, siperoko pasif yang tidak pernah berdosa pada kita, kita zalimi dengan racun polutan asap rokok yang kita nikmati.
Pada dasarnya semua manusia tidak ingin merugikan ataupun dirugikan oleh orang lain.
Terkadang memang alam menuntut kita untuk melakukan hal yang paling bodoh sekalipun dan dengan sendirinya kita melakukan hal itu.
Kalian tahu apa yang saya takutkan dalam hidup ini apa? Ya saya takut pada diri saya sendiri.
Merokok mungkin tidak dilarang, tetapi seorang perokok aktif harus bisa menempatkan diri, harus bertanggung jawab akan perilakunya, lebih sadar akan kondisi lingkungan dan bertoleransi tinggi, jangan seperti oknum-oknum pemerintah, yang kesadarannya hanya dipergunakan untuk merugikan rakyat (korupsi).
Fenomenanya para oknum pemerintah yang melakukan kesalahan mungkin bisa dibilang tidak masuk akal, bukanya mengakui dan berpikir untuk memperbaikinya, tetapi malah mengalihkan masalah yang ada dengan menimbulkan masalah-masalah baru yang dibuat-buatnya. Yah mungkin untuk mengalihkan pandangan publik dari masalah besar pemerintahannya yang ada saat itu, citranya ingin selalu bagus dimata publik, mungkin itu adalah tujuannya, bertolak belakang dengan visi misinya, yang kala itu ingin mensejahterakan rakyat.
Kalau oknum pemerintahnya seperti itu, pertanyaannya, “apa yang akan kita daptkan sebagai rakyat biasa jikalau mental pemerintahannya saja seperti itu?” yang masa bodo dan lemot.
Kita sebagai anak muda harus peka akan kondisi terkini, perjuangkan keadilan untuk rakyat, hilangkan sikap masa bodo itu, “Karena saat ini masa depan bangsa ada di pundak anak-anak muda”
“Terimakasih Nek”
Anggi