Turbulensi Hidup

Tidak semua tema hidup tentang perlawanan. Adakalanya hidup adalah memahami. Seperti saat kita menyetir mobil dalam posisi kecepatan tinggi. Tiba tiba mobil di depan kita berhenti mendadak. Dengan kaget disertai banyak umpatan negatif kita menduduh mobil yang berada di depan kita yang salah.
Seketika itu, kita seperti hakim yang berhak memutuskan semua hukuman. Padahal, kita tidak tau penyebab mobil itu berhenti mendadak. Bisa jadi, karena mobil di depan nya lagi yang salah atau ia menemukan lubang jalan yang membahayakan.
Itulah fragmen hidup kita, tidak seharusnya kita menyalahkan orang lain tentang apa yang kita alami. Bisa jadi beberapa sikap terjadi karena penyebab yang kita ketahui. Karenanya kita didorong untuk bijak dalam memahami apapun yang terjadi.
Selalu berada dalam nada positif akan membawa hidup kita kedalam ketenangan. Karena kita tidak berada dalam dimensi hidup orang lain. Fokus kita menjadi satu, yaitu hidup kita sendiri. Yakinlah diri kita juga masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki. Bila ibarat rumah, kita seperti genteng yang masih bocor disana sini.
Setiap kita akan mengalami turbulensi hidup. Berada pada titik terendah yang tidak pernah kita duga sebelumnya. Tetap yakin dan percaya selama kita memberikan yang terbaik untuk semua orang. Berusaha memberi contoh tentang kebaikan Tuhan tidak akan tinggal diam. Walau bukan sekarang, mungkin esok, mungkin lusa.
Dede Qodrat