Jelang Tahun Baru, BMKG Minta Masyarakat Waspadai Gelombang Tinggi di Selatan Banten
Serang,– Menjelang malam pergantian tahun, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Serang merilis prakiraan cuaca di Provinsi Banten. Hasilnya, BMKG memperkirakan gelombang air laut khususnya di wilayah Selatan Provinsi Banten mencapai 1,25 hingga 2,25 meter. Kondisi tersebut dinyatakan sudah memasuki peringatan dini gelombang tinggi.
“Untuk gelombang di wilayah Utara Banten itu kisaran 0,5 sampai 1,25 meter, dan itu masih normal, sementara untuk Selatan Banten 1,25 sampai 2,25 meter masuk kategori sedang. Tapi kategori sedang ini sudah termasuk peringatan dini golmbang tinggi,” katan Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Serang, Widia Kraerunnisa Senin, (29/12/19).
Maka dari itu BMKG Serang mewanti-wanti kepada masyarakat yang ingin berlibur di wilayah Selatan Provinsi Banten agar tetap waspada terhadap peringatan dini tersebut. “Kondisi gelombang untuk beberapa hari menjelang tahun baru seperti itu prakiraannya, makanya perlu diwaspadai di pesisir wilayah Banten,” ujarnya.
Lebih lanjut, kata Widia karena saat ini telah memasuki musim penghujan, maka peluang hujan masih ada dengan intensitas rendah hingga lebat. Belum lagi ditambah dengan adanya potensi angin besar. “Jadi untuk beberapa hari ke depan diprakirakan akan ada hujan mulai dari intensitas ringan hingga lebat,” terangnya.
Widia mempersilahkan masyarakat untuk berlibur di pesisir pantai, hanya saja masyarakat juga harus tetap mewaspadai terhadap gelombang air laut. Ia pun menghimbau agar masyarakat tetap memperbaharui informasinya melalui BMKG secara langsung, baik melalui media sosial dan yang lainnya. “Silahkan saja bagi masyarakat yang ingin berlibur disana. Namun mereka juga harus tetap mewaspadai. Update informasi kami secara langsung, jangan dari kata-kata orang lain karena dikhawatirkan informasi yang diberikan tidak valid,” tuturnya.
Berbicara kejadian tsunami tahun lalu, Widia menjelaskan diakibatkan oleh letusan gunung Anak Krakatau yang mengakibatkan gempa dan tsunami. Namun BMKG tidak dapat memprediksi karena tidak memiliki alat pendeteksi gempa, pihaknya hanya dapat mengukur pergerakkan tanah. Sementara ia menjelaskan sampai saat ini belum ada pergerakkan tanah di Banten. “BMKG pusat pun tidak mempunyai alat pendeteksi gempa. Sementara hasil alat pengukur pergerakkan tanah nihil, jadi masih aman, akan tetapi harus tetap waspada,” jelasnya. (Arr)