Sabar, Satu Persatu
Digdayamedia | “Sabar, satu persatu.” Inilah kalimat yang disampaikan Kale ke Awan dalam film “Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini.” Satu kalimat yang menenangkan Awan, karena bingung dengan prioritas hidupnya. Awan banyak mengeluh karena ia merasa tak sekalipun mengambil keputusan sendiri dalam hidupnya. Seluruh keputusan, selalu dipengaruhi dan dibantu keluarganya.
Kita, sebagaimana bagian dari entitas keluarga tentu sangat tahu artinya tumbuh menjadi dewasa. Tadinya kita tidak tahu apa-apa tentang bagaimana mengambil keputusan sendiri. Sejak bayi sampai menuju dewasa apapun yang paling benar adalah pilihan orang tua.
Sampai pada saat kita menikah dan berkeluarga, pilihan orang tua akan terganti dengan kenyataan hidup yang harus kita alami sendiri. Dunia kerja, hubungan sosial di dalamnya tak seindah kala kita jadi mahasiswa. Disitulah kita dipaksa dewasa dan mulai mengambil keputusan sendiri. Anehnya, keputusan yang kita ambil seringkali tanpa didasari pengetahuan yang lengkap. Terkadang, hanya didasari asumsi belaka.
Saat ini saya dan anda mungkin belum mengenal prioritas dalam hidup. Kita juga belum mengenal artinya menuntaskan satu pekerjaan yang kita sudah mulai. Padahal menurut beberapa buku, itulah yang membuat kita meniti tangga kehidupan yang lebih tinggi.
Bila satu tangga sudah kita tapaki, lalu berhasil dilewati. Pertahankan tangga pertama itu sebelum melangkah ke tangga berikutnya. Karena bila kita menganggapnya remeh, setelah berlalu, baru akan terasa penting. Tahukah kamu bahwa tangga kepercayaan seseorang tidak ada yang abadi.
Banyak kisah yang sudah mewakili pernyataan tadi. Saya tak akan bercerita lebih jauh tentang itu. Satu yang pasti, kepercayaan itu harus selalu diperjuangkan setiap hari. Bertahap dari satu tugas ke tugas lain. Bila kamu ingin tetap dipercaya, tunjukan bahwa kamu memang melangkah terus. Caranya, tuntaskan, lalu, “sabar, satu persatu.”
Penulis, Dede Qodrat Alwajir, Direktur Pelaksana Spectrum Data Indonesia