35 Ribu yang Istimewa
Digdayamedia.id- Bagi sebagian orang, karya ini bentuknya mungkin dinilai sederhana dan biasa saja, namun bagiku, tidak sesederhana nilai-nilai asketisme yang tersirat didalamnya, ia sangat mewah dan istimewa.
Fenomenanya dimulai beberapa tahun yang lalu saat banyak orang yang sudah membuat karya yang sama bahkan lebih bagus, saya pun terinspirasikan dari vidio-vidio yang merek unggah di YouTube.
Mungkin bagi orang yang melihatnya dalam bentuk karya yang sudah jadi seperti itu, yah.. pasti diapndangnya spele, “Cuman bentuk kreativitas bingkai foto yang terbuat dari koran bekas” sedangkan bingkai-bingkai yang lebih bagus dan berkualitas banyak di pasaran, apalah artinya itu.
Lain dengan orang yang membuatnya sendiri.
Ingat, ketika kamu tidak ingin disepelekan orang lain, jangan pula kamu menyepelekan orang lain dalam hal apapun.
Saya setuju dengan kata-kata itu, karena saya yakin hal spele ini adalah bentuk dari ide kreatif orang yang sangat hebat.
Mengapa saya katakan seperti itu?
Karena hal sepele ini bisa menginspirasi banyak orang, banyak bertebaran ungahan-ungahan orang mebuat cara-cara (tutorial) untuk membuat karya tersebut di YouTube dan media sosial lainnya. Saya lihat animo Netizen sangat positif menyambutnya, tidak sedikit pula netizen yang menontonnya dan menyukainya. Tentu ini mengindikasi bahwa karya tersebut bermanfaat dan bisa menjadi ladang rezeki untuk orang lain.
Bukan dari situ saja keistimewaannya. Saya yang pertama kali membuat karya ini, sangat setuju kalau memang karya ini mewah akan nilai-nilai asketisme.
Saya yang biasanya ada dikantor untuk bekerja, tetapi kala itu cuma duduk-duduk santai, main handpone, tidak ada aktivitas pekerjaan seperti biasanya.
Seketika itu jenuhpun melanda, singkat cerita, saya melihat video tutorial pembuatan karya kerajinan tangan dari koran bekas di YouTube dan kebetulan dikantor saya banyak sekali koran-koran bekas.
Tidak mau banyak berpikir, saya putuskan untuk membuat karya tersebut. Berharap bisa menemukan kesenangan baru didalamnya.
Saya pun membeli peralatannya, seperti, tusuk sosis, lem kertas, kertas karton, gunting, pisau kater, penggaris dan bolpoin, sekitar 35rb uang yang keluar dari saku saya.
Terkumpul lah peralatan serta bahan-bahannya, saya pun langsung membuatnya. Ini adalah kali pertama dalam sejarah hidup saya membuat karya tersebut.
Dalam benak saya kala itu yang penting bisa menghibur diri dan memanfaatkan waktu luang.
Saya mulai membuat jam 10 pagi, sambil ditemani musik dan secangkir kopi (dalam proses pembuatan) tidak terasa waktu sudah menujukan jam 6 Maghrib, dan itu baru pengerjaan 70%, sangat mengesankan, itulah mungkin kata yang cocok untu karya ini.
Hal yang terlihat mudah karena saya baru mencobanya itu menjadi sangat sulit.
Dengan keinginan yang kuat dan rasa penasaran dengan uang yang saya sudah keluarkan itu, “hehehe sayang kan kalau berhenti ditengah jalan” akhirnya jam 10 malam bingkai itu selesai saya buat 100%.
“Keinginan yang kuat tanpa adanya pengorbanan mungkin itu tidak akan terjadi”
Dengan rasa lelah tidak karuan, terbesit dipikiran saya “akan saya pasang foto dibingkai itu, foto saat saya wisuda bersama kedua orang tua saya.
Apa yang saya rasakan waktu itu?
Ya rasa kepuasan hati yang tiadak tara.
Harganya, “sukses bukan dinilai dari seberapa banyak harta yang kamu miliki, tapi sukses menurut saya adalah lahir dari hati, hati yang senang dan gembira dengan kepuasan-kepuasan hati yang kita ciptakan sendiri, itu adalah Sukses”.
Bukankah seperti itulah seharusnya karya yang sangat mewah dan istimewa.? (Anggi)