Pahlawan Tanpa Tanda Jasa?
Digdayamedia.id | Saya percaya bahwa sedikit banyak mindset dan perilaku kita hari ini dibentuk oleh ungkapan-ungkapan berulang yang memapari kita di masa lalu. Seperti ungkapan guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa.
Apa makna sebenarnya dari ungkapan ini dan bagaimana kita memaknainya?
Jika maknanya guru adalah pekerjaan tanpa pamrih, maka semestinya tak mengapa guru tak dibayar dengan layak, karena ia tak mengharapkan timbal-balik apa-apa. Tapi benarkah makna ini?
Jika maknanya guru adalah pekerjaan tak ternilai yang tak akan lunas dibayar semahal apapun, maka sudahkah bangsa ini jujur menghargai jasa guru yang tak ternilai itu?
Entah bagaimana, setelah menelaah dua makna tersebut saya sampai pada satu kekhawatiran bahwa ungkapan guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa membentuk mindset bahwa guru sudah cukup dengan kita hargai alakadarnya.
Jika hanya akan menjadi pembenaran semacam itu, maka berhentilah memberi makan pikiran anak-anak kita dengan ungkapan guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa agar generasi anak-anak kita kelak bisa menghargai guru lebih dari apa yang kita lakukan hari ini.
Tidak cukup, jika kita sebagai bangsa, hanya memuji dan memuja guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Sebab pujian tak akan meningkatkan taraf hidup seseorang.
Bangsa ini baru benar-benar maju ketika setiap orang, termasuk institusi bernama negara, takzim kepada seorang guru sebagaimana mereka takzim kepada seorang dokter. Karena guru adalah dokter bagi penyakit paling kronis dalam sejarah peradaban manusia: kebodohan.
Ungkapan guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa lebih tepat dimaknai sebagai perlawanan; bukan pembenaran; perlawan atas keterbatasan manusia dalam menghormati dan menghargai kehadiran guru dalam kehidupan.
Karena, Ilmu pengetahuan kini sudah semakin modern. Tapi, ada yang sulit berubah dari dunia pendidikan, nasib guru yang kurang diperhatikan. Di posok negeri dan pedalaman, para guru berbakti tanpa pernah peduli imbalan.
Kepada setiap guru di mana pun berada, terima kasih sudah menjadi suluh untuk bangsa ini.
(Ilham Nurjaman)