Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
Filsafat itu berasal dari kata “filosofi” dan “sofia”. Filos artinya Cinta dan sofia artinya kebijaksanaan. Jadi filsafat itu adalah cinta kebijaksanaan.
Banyak pendapat para tokoh mengenai filsafat salah satunya Plato, yang mendefinisikan filsafat adalah pengetahuan yang berminat untuk mencapai pada kebenaran asli. dan dari beberapa pendapat para tokoh bisa disimpulkan bahwa filsafat adalah sebuah ilmu yang bisa membantu kita melihat apakah sesuatu itu benar, baik dan nyata.
Mengutip buku Pendidikan Pancasila & Kewarganegaraan oleh Edi Rohani (2019), filsafat bisa diartikan sebagai pandangan hidup seseorang atau kelompok yang merupakan konsep dasar dari kehidupan yang dicita-citakan.
Sedangkan sistem menurut Sri Rahayu dalam Pendidikan Pancasila & Kewarganegaraan (2017) umumnya memiliki ciri:
• Suatu kesatuan bagian-bagian.
• Saling berhubungan, saling ketergantungan.
• Kesemuanya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan bersama.
• Terjadi dalam suatu lingkungan yang komplek.
Pancasila merupakan dasar negara, pancasila sebagai filsafat berarti hasil pemikiran manusia yang mendalam dan menyuluruh tentang kenyataan. Menurut Ruslan Abdul Gani, Pancasila disebut sebagai filsafat karena merupakan hasil perenungan jiwa yang mendalam oleh para founding fathers atau pendiri bangsa Indonesia. Nah disini pancasila itu adalah semacam pisau analisis yang objek material nya filsafat lain. Bisa liberalisme, komunisme, sosialisme dan sebagainya. Dan yang kedua bahwa fungsi pancasila disini adalah sebagai pisau analisis untuk memahami realitas dan persoalan yang terjadi pada bangsa Indonesia dan bagaimana menyelesaikan realitas dan problematika yang dihadapi oleh bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai genetifus okjetifus adalah refleksi kritis dan rasional tentang pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa dengan tujuan untuk mendapatkan pokok pokok pengertian yang mendasar dan menyeluruh.
Jadi disini posisi pancasila adalah sebagai objek material yang dikaji melalui perspektif filsafat sehingga akan ditemukan asumsi-asumsi yang mendasar tentang pancasila, sehingga dia dianggap sebagai sebuah sistem filsafat. Pancasila sebagai sistem filsafat bisa disimpulkan sebagai sesuatu konsep dasar yang saling berhubungan dan ketergantungan untuk mencapai suatu tujuan yang terlahir dari pemikiran manusia yang mendalam dan menyeluruh.
Pancasila sebagai sistem filsafat memenuhi 3 aspek yaitu, ontologis, epistemologis, dan aksiologis.
Ontologi adalah ilmu tentang “ada”, terkait dengan “ada”-nya Pancasila atau hakikat keberadaannya yang memberi jawab terhadap pertanyaan “apa” (what) dasar ontologis manusia pancasila pada hakekatnya adalah manusia Indonesia.
Epistemologi adalah ilmu tentang “cara berada”, terkait dengan bagaimana cara Pancasila berada, yang memberi jawab terhadap pertanyaan “bagaimana” (how) epistimologi pancasila adalah sumber dasar pengetahuan pancasila yang mana keberadaan pancasila ini dibangun penyederhanaan terhadap realita yang ada dalam masyarakat bangsa Indonesia yang heterogen, multikultur dan multietnik.
Aksiologi adalah ilmu tentang penerapan, aplikasi, manfaat atau kegunaan, terkait dengan penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, memberi jawab atas pertanyaan “untuk apa” (for what) pancasila merupakan created value (nilai yang diciptakan) oleh manusia Indonesia, Ir. Soekarno menyatakan bahwa pancasila merupakan filsafat asli Indonesia karena diambil dari budaya dan tradisi Indonesia dan akulturasi budaya India (Hindu-Budha), Barat (Kristen) dan Arab (Islam).
Jadi kekhasan nilai yang melekat pada pancasila ini terletak pada diakuinya nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan sosial menjadi satu kesatuan. Yang mana kekhasan ini menjadikan Indonesia pembeda dengan negara lain.
Ditulis oleh Aufa Hilal Maulana, Meli Lupita Sari, M Zikri Rahman, Qori Andal Cahayani, Rendra Ardiansyah, Surya Ikhtiar M, Rendra Ardiansyah