Pilkada Kabupaten Serang, Parade Caleg Gagal
Digdayamedia.id-Kabupaten Serang akan menyelenggarakan pemilihan bupati dan wakil bupati pada Pilkada serentak 2020 mendatang. Seperti yang telah diberitakan dibeberapa media, petahana Ratu Tatu Chasanah dan Pandji Tirtayasa telah mendaftarkan diri di beberapa partai politik dala penjaringan bakal calon bupati dan wakil bupati.
Sejumlah politikus kawakan juga telah memproklamirkan diri untuk ikut serta dalam kontestasi politik memperebutkan kursi nomor satu di Kabupaten Serang. Tak hanya itu, sejumlah Pengusaha, Aparatur Sipil Negara (ASN), dan juga Praktisi turut serta meramaikan panasnya persaingan memperebutkan posisi Bupati dan Wakil Bupati Serang.
Uniknya dari beberapa nama yang santer diberitakan maju dalam Pilkada 2020 mendatang, terdapat sejumlah politikus yang gagal dalam kontestasi Pemilihan Legislatif (Pileg)pada April 2019 lalu. Politikus tersebut kini berbondong-bondong mendaftarkan diri dalam penjaringan bakal calon bupati dan wakil bupati di sejumlah partai politik.
Diketahui, beberapa caleg yang gagal dan kemudian menantang petahana tersebut yakni Politikus Demokrat Eki Baihaki yang juga merupakan putra dari mantan Bupati Serang periode 2005-2015 Ahmad Taufik Nuriman (ATN) yang mencalonkan diri menjadi DPRD Kabupaten Serang Dapil I yang kemudian gagal lantaran hanya mendapat 4.256 suara, jumlah tersebut tidak mampu mengantarkannya ke kursi legislatif.
Muncul juga nama Ketua DPW PAN Provinsi Banten Masrori, pada pileg lalu, dirinya hanya mendapatkan 8.201 suara dari 58.597 suara yang diperoleh PAN. Masrori gagal bersaing dengan Ishak Sidik dalam perebutan kursi DPRD Provinsi dapil Kabupaten Serang yang mendapatkan 23.285 suara. Masrori santer diberitakan akan menantang Tatu pada Pilkada mendatang.
Selanjutnya ada kakak beradik Wahyu Megahita dan Wahyu Papat. Wahyu Megahita yang merupakan caleg DPRD Provinsi Banten dari Partai Demokrat juga tidak mampu menjadi legislator setelah hanya mendapatkan 17.195 suara dari dapil Banten II , demikian juga dengan adiknya Wahyu Papat, caleg PKB tersebut gagal melaju ke Senayan setelah hanya mengantongi 38.997 suara dari dapil Banten II DPR-RI. Kini keduanya bersaing dalam penjaringan di sejumah parpol untuk menjadi calon bupati dan wakil bupati.
Tak hanya itu, sebelumnya ada nama politikus PPP Muflikah yang juga gagal melaju ke DPR-RI karena hanya mendapat 8.157 suara ini dikabarkan turut meramaikan panasnya politik Kabupaten Serang, namun pada saat penjaringan di sejumlah parpol namanya tak kunjung ada meski PPP telah gembar-gembor bahwa mantan Wakil DPRD Provinsi Banten tersebut juga akan ikut serta pada Pilkada mendatang.
Dan yang terbaru adalah mantan Kepala Desa (Kades) Pengarengan, Kecamatan Bojonegara Sulaiman Ridho yang juga politikus Gerindra ini juga ikut ‘nyemplung’ dalam penjaringan balon bupati dan wakil bupati. Pria yang akrab disapa Jaro Eli ini meski telah gagal lantaran pada Pileg kemarin hanya mendapat 11.356 suara dari dapil II DPRD Provinsi Banten, bersikeras menantang petahana dalam kontestasi politik daerah ini.
Sejumlah politikus yang gagal pada Pileg lalu, kini kompak melawan petahana. Mencoba menawarkan gagasan baru untuk Kabupaten Serang. Namun melihat treck record dari gagalnya mereka memperoleh kepercayaan masyarakat, akankah mereka mampu melawan petahana yang telah memiliki sejumlah capaian yang telah diakui baik di daerah maupun nasional. Ataukah ini hanya akan menjadi parade manis bagi para caleg gagal untuk mengobati pilunya kegagalan politik mereka.