‘Gelar Baru’ Presiden dari Majalah Tempo
Digdyamedia.id- Satu dari sekian banyak cerita yang mendunia adalah kisah Pinokio, dalam ceritanya Pinokio digambarkan sebagai tokoh yang hidungnya kerap memanjang saat ia berbohong, namun tetap normal saat ia bicara jujur. Cerita Pinokio sendiri berasal dari Italia, dikarang oleh Carlo Collidi sekitar tahun 1881 atau kurang lebih 138 tahun silam. Nah dari kisah terkenal ini, maka tidak heran jika kita menjuluki orang lain dengan sebutan ‘Pinokio’ tentu dia akan marah, jika tidak percaya coba saja!.
Lalu bagaimana jadinya jika label ‘Pinokio’ kita sematkan kepada orang yang sepantasnya kita hormati karena ia bagian dari harga diri kita? Tentu kita yang masih mempunyai kesadaran dalam memaknai kehidupan akan bereaksi, dan reaksi yang paling cepat adalah marah dan kecewa.
Belakangan ini rupanya Majalah Tempo edisi senin 16 september 2019 membuat gaduh. Bukan tanpa sebab, rupanya majalah yang diprakarsai anak-anak muda pada tahun 1969, mengeluarkan edisi pertamanya pada tahun 1971 dan pernah dibredel rezim orde baru, memuat poto Presiden Republik Indonesia Jokowi dengan bayangan sang ‘Pinokio‘.
Kecaman langsung datang dari masyarakat, karena Tempo dianggap melakukan penghinaan kepada simbol negara dalam hal ini presiden, dan sayangnya masih ada manusia-manusia berilmu tinggi yang membela Tempo dengan dalih hal ini biasa saja karena ini praktik yang lumrah dalam demokrasi, ah bisa saja mereka, mungkin mereka lupa bahwa ada kaidah adab mendahului ilmu.
Redaktur eksekutif Majalah Tempo Setri Yasra sendiri menyampaikan Majalah Tempo memberikan perhatian pada dinamika dalam masyarakat perihal revisi Undang-undang KPK dan sampul Majalah Tempo merupakan metapora atas dinamika tersebut. Dimana banyak tudingan dari sejumlah penggiat anti korupsi yang mengatakan bahwa Jokowi telah ingkar janji dalam penguatan KPK. Dalam pembelaannya, Setri Yasra juga menyampaiakan bahwa tempo tidak menggambarkan Presiden sebagai Pinokio, yang tergambar adalah bayangan Pinokio.
Pertanyaan yang muncul kemudian, pertama kenapa majalah tempo menggambarkan sang Presiden Jokowi mempunyai bayangan ‘Pinokio’ yang notabene tokoh ini identik dengan gambaran bagi mereka yang suka bohong? kedua atau itu benar bukan bayangan Jokowi akan tetapi benar ada ‘Pinokio’ dan bayangannya saja yang bisa terlihat? Atau ada kemungkinan ketiga, keempat dan seterusnya sehingga hal ini terjadi? Ah, kita begitu naif, Karena jika kita perhatikan dengan seksama, semua sudut bayangan hampir sama dengan gambar sang Presiden kecuali bagian hidungnya. Bukan begitu?
Majalah Tempo sebagai salah satu media masa besar di Republik ini tentu diisi orang-orang yang pintar sudah paham betul seperti apa dinamika yang akan terjadi jika menerbitkan majalah dengan ‘sampul’ tersebut, mereka tentu ahli dalam mengolah pro dan kontra dalam masyarakat yang selama ini sudah dijejali berita hoax, masyarakat kita yang sepenuhnya belum bersatu setelah dipecah-belah saat pilpres 2019 dan yang pasti masyarakat dunia maya kita yang masih suka menghina Presiden, tentu bagi Tempo ini mempunyai ‘keuntungan’ tersendiri.
Nurjaya (Analis Media Spectrum)