Kakimu Bukan Akar, Melangkahlah
Digdayamedia.id | “Orang-orang seperti kita, tidak pantas mati di tempat tidur,” ucap Soe Hok Gie suatu ketika. Benar saja, aktivis tersebut tidur dalam keabadian di Gunung Semeru. Dan sungguh, hidup penuh bahaya seperti Soe Hok Gie, atau Christhoper McCandless, jauh lebih baik dari pada hidup aman tapi terbelenggu dalam penjara kota.
Ya, kita dipenjara. Tak percaya? Baiklah. Kau bisa saja pergi untuk mengejar impianmu sekarang juga; detik ini juga. Tapi, dirimu malah memilih untuk berbaring di kamarmu yang hangat, membaca tulisan ini dalam kenyamananmu. Kau lupa bahwa di luar sana ada petualangan yang menantimu untuk menjadi manusia; untuk membuatmu sadar bahwa dirimu bukan mesin yang mesti sekolah, kuliah, lalu mati, tanpa pernah mengerti kenapa kau dikirim ke muka bumi.
Kita menjadi pegawai teladan di kantor, tapi tidak memertanyakan kenapa harus menjilat dan memperkaya bos kita. Kita pintar menghafal di sekolah dan selalu dapat rangking, tapi lupa memahami pelajaran yang kita dapatkan.
Kita merasa diri kita canggih dengan gadget yang serba bisa, tapi tidak sadar bahwa “canggih” dengan “malas” itu beda tipis. Kita dicuci otak agar menghamba pada uang, tapi tidak melihat gambran besarnya bahwa uang hanyalah alat, bukan tujuan.
Kita didoktrin untuk menjadi mahluk egosentris, sampai-sampai tidak lagi memiliki hati nurani untuk menolong sesama manusia yang tertindas. Kita di program untuk lupa bahwa di balik air bersih botolan dan makanan sehat awetan, selalu ada limbah dan asap pabrik yang mengotori lingkungan.
Dan di balik obat-obatan, selalu ada korporasi yang ingin tubuh kita ketergantungan zat kimia.
Kita senang sekali diam di tempat yang menurut kita paling nyaman, dan berhenti di titik di dimana segalanya terasa begitu enak. Kita berkata “Untuk apa pindah ke tempat lain? Sudah cape-cape aku berusaha posisi yang sekarang. Untuk apa mempelajari hal baru? Yang penting aku bisa makan besok!”
Ayolah, bangun dari tidur lelapmu, kau tidak akan ada di tempat kerjamu beberapa belas tahun lagi. Kau tidak akan ada di muka bumi beberapa puluh tahun lagu. Akan selalu ada orang yang lebih baik untuk menggantikanmu.
Namun alam raya akan tetap menyajikan keindahannya sampai kapan pun, menunggu untuk kau nikmati. Yakin, kau masih betah berdiam di kamarmu? Yakin, kau tak mu melakukan petualangan? Yakin, kau tak merasa bahwa dirimu diciptakan untuk sesuatu yang lebih besar?
Atau begini saja mudahnya, apa pun yang kau lakukan pastikan hidupmu berarti.
-ilham